Sabtu, 22 Desember 2012

Kasih Ibu Bagai Sang Surya Menyinari Dunia


Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung Dalem Jayadipuran yang sekarang berfungsi sebagai kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional dan beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta. Kongres dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Tjoet Nyak Meutia, R.A. Kartini, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1946. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.

Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji keibuan para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Yang selalu terngiang bila Hari Ibu tiba adalah lagu anak yang berjudul Kasih Ibu, dengan lirik sebagai berikut :
Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia.

Sedangkan secara visual dapat dilihat pada tautan sebagai berikut :
Selamat Hari Ibu - Kasih sayangmu tanpa batas waktu, bagai sang surya menyinari dunia.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Ibu#Hari_Ibu_di_Indonesia
http://youtu.be/_3j2Kpk02Hk

Kamis, 20 Desember 2012

Dua Perusahaan Telekomunikasi Telah Memberi Akses Internet Kepada Kampus Simpang Lima Semarang

Seiring dengan berkembangnya kebutuhan akan akses internet yang murah, maka dua perusahaan besar yang bergerak di bidang telekomunikasi telah memberikan akses internet gratis kepada warga Kampus Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang dan sekitarnya. Kedua perusahaan tersebut adalah Indosat dan Telkom. Adapun area yang dapat diakses adalah untuk wilayah barat kampus dengan Indosat, sedangkan wilayah timur kampus dengan Telkom.

Berikut informasi terkait dengan akses internet gratis di Kampus Simpang Lima Semarang :

A. Indosat

Indosat Super WiFi
Indosat Super Wi-Fi merupakan layanan internet Unlimited melalui jaringan Wi-Fi dengan kecepatan tinggi hingga 20 Mbps yang diperuntukan bagi seluruh pelanggan Prabayar & Paskabayar Indosat secara GRATIS (selama masa promo).

Indosat Super Wi-Fi sudah mendukung teknologi EAP-SIM (Extensible  Authentication Protocol – SIM), yaitu teknologi yang memungkinkan pengguna dapat terhubung ke jaringan Wi-Fi Indosat tanpa harus mengisi  username & password (seamless),namun cukup menggunakan SIM Card Indosat yang masih dalam periode masa aktif.

Teknologi seamless dapat digunakan untuk handset yang sudah mendukung teknologi EAP-SIM, dimana saat ini handset yang sudah mendukung teknologi EAP-SIM adalah Blackberry (OS 5, OS 6 ,OS 7),  iPhone (4S), iPad (3G Wi-Fi), Nokia (E series), Android (Huawei Media Pad) dan akan berkembang lebih banyak lagi seiring dengan perkembangan teknologi.

Bagi pelanggan Indosat yang saat ini belum memiliki Handset yang belum mendukung teknologi EAP-SIM juga dapat menikmati layanan Indosat Super Wi-Fi, namun sebelumnya pelanggan harus mengisi Username & Password yang dapat diperoleh dengan mengirimkan SMS ketik SUPERWIFI kirim ke 363.

B. Telkom
Saat ini, khusus kepada pelanggan TelkomGroup akses @wifi.id bisa diperoleh juga secara free dengan cara :

1. Pelanggan Telkomsel (SSID : @wifi.id, FlashZone)

o Call ke *363*601# untuk memperoleh layanan free WiFi selama 1 jam
o Pelanggan akan memperoleh balasan SMS berupa informasi password untuk login.
o Pelanggan akses dengan menggunakan USERNAME : [nomor Telkomsel], PASSWORD : [balasan SMS]

2. Pelanggan Flexi (SSID : @wifi.id, Flexi Zone )

o Telah terdaftar sebagai pelanggan Flexi Mobile Broadband (FMB) atau FlexiNet (Fnet).
o Pelanggan akses dengan menggunakan USERNAME & PASSWORD yang ada di FMB/fnet

3. Pelanggan Telkomsel (SSID : Flashzone-seamless)

Pelanggan yang telah berlangganan layanan data Telkomsel dapat melakukan mobile WiFi Seamless, yaitu perpindahan koneksi jaringan dari 2G/3G ke Wi-Fi tanpa perlu memasukkan USERNAME dan PASSWORD untuk memperoleh akses. Username dan Password yang sudah ada di dalam SIM Card perlu diaktifkan dengan cara men-setting otentikasi handheld yang digunakan menjadi otentikasi EAP SIM.

4. Pelanggan Speedy (SSID : @wifi.id)

Ada 2 cara akses untuk pelanggan Speedy yaitu :
o Menggunakan USERNAME dan PASSWORD sesuai akun @telkom.net.id yang telah dimiliki
o Menggunakan USERNAME : [Nomor Speedy] dengan PASSWORD: [nomor telepon rumah]
o Bila belum memiliki akun, pelanggan dapat membuat akun @telkom.net.id di http://telkomspeedy.com

Referensi :
http://www.indosat.com/Indosat_Internet/Indosat_Internet/Indosat_Super_WiFi
http://www.indonesiawifi.com

Kamis, 29 November 2012

Selamat Hari Korpri Ke- 41 Tahun 2012


Korps Pegawai Republik Indonesia, atau disingkat Korpri, adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, pegawai BUMN, BUMD serta anak perusahaan, dan perangkat Pemerintah Desa. Meski demikian, Korpri seringkali dikaitkan dengan Pegawai Negeri Sipil. Kedudukan dan kegiatan Korpri tak terlepas dari kedinasan.

Korpri yang didirikan pada tanggal 29 November 1971 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971, yang merupakan wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia. Selama Orde Baru, Korpri dijadikan alat kekuasaan untuk melindungi pemerintah yang berkuasa waktu itu. Namun sejak era reformasi, Korpri berubah menjadi organisasi yang netral, tidak berpihak terhadap partai politik tertentu.

Organisasi Korpri memiliki struktur kepengurusan di tingkat pusat maupun di tingkat Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, atau Pemerintah Daerah. Saat ini kegiatan Korpri umumnya berkiprah dalam hal kesejahteraan anggotanya, termasuk mendirikan sejumlah badan/lembaga profit maupun non-profit.
Selamat Hari Korpri Ke-41 Tahun 2012. Korpri Maju Terus !

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/KORPRI

Minggu, 25 November 2012

Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2012

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.

Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.

Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”

Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia bertempat di Sekolah Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25 November 1945. Pada kongres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
  1. Memepertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;
  3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.

Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.

Selamat Hari Guru Nasional. Semoga guru dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Kamis, 15 November 2012

Selamat Tahun Baru Hijriyah - 1 Muharram 1434 H

Segenap pengasuh Seputar Simpang Lima Semarang menyampaikan Selamat Tahun Baru Hijriyah - 1 Muharram 1434 H. Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya untuk kita melangkah lebih baik menuju keridhoan Allah SWT. Amiiin ya Rabbal ‘alamiiin.

Selasa, 13 November 2012

Yang Terlupakan di Kampus Simpang Lima Semarang

Momen Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober mempunyai kesan mendalam bagi setiap pemuda Indonesia. Tak ketercuali bagi kru Radio 105.2 SSFM Semarang yang memaknainya dengan menjadi petugas upacara peringatan hari sumpah pemuda di lapangan Kampus Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 Semarang, Senin (29/10/2012) pagi.
Kru 105.2 SSFM diturunkan tiga orang dan berkolaborasi dengan petugas upacara dari siswa SMK Negeri 7 Semarang saat upacara berlangsung. Meski begitu, upacara yang diikuti oleh seluruh sivitas akademika kampus setempat itu berlangsung dengan khidmat. Terlebih lagi saat pembacaan Sumpah Pemuda oleh penyiar SSFM, Hans Cristian.

Bertindak sebagai komadan upacara yakni sales manager SSFM - Danu Wijasmoro dan Ajeng sebagai protokol upacara. Danu mengatakan, menjadi komandan upacara kali ini merupakan pertama kali setelah sepuluh tahun yang lalu. Sehingga dia pun saat di lapangan sempat grogi, meski sudah latihan di hari sebelumnya. Sedangkan yang bertindak sebagai Inspektur Upacara dari Kepolisian Sektor Semarang Selatan - Ibu Retno Yuli S.

Kegiatan SSFM yang menurunkan kru-nya untuk menjadi petugas upacara ini merupakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda. Sekaligus untuk lebih mendekatkan dengan anak-anak muda yang menjadi pendengar setianya.

Referensi :
http://www.suaramerdeka.tv/view/video/33085/kru-1052-ssfm-radio-jadi-petugas-upacara

Kampus Simpang Lima Semarang Jadi Ajang Lomba Tingkat Jawa Tengah

Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa telah menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah dilakukan di berbagai lembaga pemerintah. Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Keinginan masyarakat dan kepedulian pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Kebijakan tersebut menjadi salah satu program unggulan pemerintah yang harus terintegrasi pada setiap proses pembelajaran dan menjadi pedoman sekolah sebagai rancangan operasional dalam mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa demi terwujudnya kualitas manusia Indonesia sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Kampus Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah pada pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah menyelenggarakan Lomba Peraturan Baris-berbaris dan Tata Upacara Bendera (Loptacara) X Tahun 2012 di SMK Negeri 7 Semarang yang telah berlangsung pada hari Minggu, 11 November 2012 yang lalu. Lomba tersebut diperuntukkan bagi siswa/siswi SMP/MTs dan SMA/MA/SMK se-Jawa Tengah.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang - Drs. H. Bunyamin, M.Pd. Beliau berpesan kepada seluruh peserta upacara bahwa menjadi kewajiban kita bersama tanpa kecuali sebagai warga negara Indonesia untuk senantiasa menjunjung tinggi, mempertahankan, dan mengamankan Pilar-pilar Kebangsaan Indonesia, yaitu :
  1. Pancasila
  2. Undang-undang Dasar 1945
  3. Bhinneka Tunggal Ika
  4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Diharapkan dengan kegiatan tersebut, para peserta dapat menjadi pelopor penggerak di lingkungannya masing-masing dalam rangka pemasyarakatan budaya dan karakter bangsa. Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan gong dan pelepasan balon.

Senin, 12 November 2012

Mengenang Hari Pahlawan


Peristiwa 10 November merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia dan Belanda. Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.

Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pun membonceng. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.

Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.

Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.

Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama' serta kiyai-kiyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai)juga ada pelopor muda seperti Bung Tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.
Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Pustaka :
http://www.youtube.com/watch?v=-5R1rncydgo&feature=related
http://gudang-sejarah.blogspot.com/2009/01/sejarah-hari-pahlawan.html

Selasa, 30 Oktober 2012

Refleksi Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Rumusan Kongres
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo : Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh M. Yamin.

Panitia Kongres
Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama 1926. Oleh sebab itu, tanggal 20 Februari 1927 telah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang final. Kemudian pada 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini dihadiri semua organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan Kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia dengan setiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut :
  1. Ketua : Sugondo Djojopuspito (PPPI)
  2. Wakil Ketua : R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
  3. Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
  4. Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  5. Pembantu I : Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
  6. Pembantu II : R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
  7. Pembantu III : R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
  8. Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)
  9. Pembantu V : Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta
  1. Abdul Muthalib Sangadji
  2. Purnama Wulan
  3. Abdul Rachman
  4. Raden Soeharto
  5. Abu Hanifah
  6. Raden Soekamso
  7. Adnan Kapau Gani
  8. Ramelan
  9. Amir (Dienaren van Indie)
  10. Saerun (Keng Po)
  11. Anta Permana
  12. Sahardjo
  13. Anwari
  14. Sarbini
  15. Arnold Manonutu
  16. Sarmidi Mangunsarkoro
  17. Assaat
  18. Sartono
  19. Bahder Djohan
  20. S.M. Kartosoewirjo
  21. Dali
  22. Setiawan
  23. Darsa
  24. Sigit (Indonesische Studieclub)
  25. Dien Pantouw
  26. Siti Sundari
  27. Djuanda
  28. Sjahpuddin Latif
  29. Dr.Pijper
  30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  31. Emma Puradiredja
  32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
  33. Halim
  34. R.M. Djoko Marsaid
  35. Hamami
  36. Soekamto
  37. Jo Tumbuhan
  38. Soekmono
  39. Joesoepadi
  40. Soekowati (Volksraad)
  41. Jos Masdani
  42. Soemanang
  43. Kadir
  44. Soemarto
  45. Karto Menggolo
  46. Soenario (PAPI & INPO)
  47. Kasman Singodimedjo
  48. Soerjadi
  49. Koentjoro Poerbopranoto
  50. Soewadji Prawirohardjo
  51. Martakusuma
  52. Soewirjo
  53. Masmoen Rasid
  54. Soeworo
  55. Mohammad Ali Hanafiah
  56. Suhara
  57. Mohammad Nazif
  58. Sujono (Volksraad)
  59. Mohammad Roem
  60. Sulaeman
  61. Mohammad Tabrani
  62. Suwarni
  63. Mohammad Tamzil
  64. Tjahija
  65. Muhidin (Pasundan)
  66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  67. Mukarno
  68. Wilopo
  69. Muwardi
  70. Wage Rudolf Soepratman
  71. Nona 
Catatan
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong.
  2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang yaitu :
  • a. Kwee Thiam Hong
  • b. Oey Kay Siang
  • c. John Lauw Tjoan Hok
  • d. Tjio Djien kwie
Salinan Naskah Sumpah Pemuda
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.

Referensi :

Jumat, 26 Oktober 2012

Selamat Idul Adha 1433 H - 2012 M

Hari ini - Jum'at, 26 Oktober 2012, segenap umat Islam yang berada di tanah air merayakan Hari Raya Idul Adha 1433 Hijriyah. Banyak hal yang dapat dipetik dari hikmah perayaan tersebut, antara lain :

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]

3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]

4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]

5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

SELAMAT IDUL ADHA 1433 HIJRIYAH

Referensi :
Berbagai sumber

Selasa, 16 Oktober 2012

Mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang


Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi. Pertempuran dimulai pada tanggal 15 Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan berakhir tanggal 20 Oktober 1945. Hal utama yang menyebabkan pertempuran ini terjadi karena larinya tentara Jepang dan tewasnya Dr. Kariadi.

Kaburnya tawanan Jepang

Hal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai dibawah pimpinan Jendral Nakamura. Kidobutai terkenal sebagai pasukan yang paling berani, dan untuk maksud mencari perlindungan mereka bergabung bersama pasukan Kidobutai di Jatingaleh.

Tewasnya Dr. Kariadi

Setelah kaburnya tawanan Jepang, pada Minggu, 14 Oktober 1945, pukul 6.30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai dan merampas senjata mereka. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan kemudian menjebloskannya ke Penjara Bulu. Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota Polisi Istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Cadangan air di Candi, desa Wungkal, (Sekarang menjadi kawasan industri Candi Semarang) waktu itu adalah satu-satunya sumber mata air di kota Semarang. Sebagai kepala RS Purusara (sekarang Rumah Sakit Kariadi) Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas Maghrib, ada telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar Dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda. Isteri Dr. Kariadi, Drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya pergi mengingat keadaan yang sangat genting itu. Namun Dr. Kariadi berpendapat lain, ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan warga Semarang. Akhirnya drg. Soenarti tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata dalam perjalanan menuju Reservoir Siranda itu, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Bersama tentara pelajar yang menyopiri mobil yang ditumpanginya, dr. Kariadi ditembak secara keji. Ia sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika tiba di kamar bedah, keadaan Dr. Kariadi sudah sangat gawat. Nyawa dokter muda itu tidak dapat diselamatkan. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan.

Monumen Tugu Muda

Guna memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda sebagai monumen peringatan. Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950. Diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Bangunan ini terletak di kawasan yang banyak merekam peristiwa penting selama lima hari pertempuran di Semarang, yaitu di pertemuan antara Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewu. Selain pembangunan Tugu Muda, nama Dr. Kariadi diabadikan sebagai nama salah satu rumah sakit di Semarang.

Referensi :

Uji Kompetensi Guru Tahap II Tahun 2012

Mulai hari Rabu, 10 Oktober 2012 yang lalu secara serentak para guru dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA/SMK yang sudah tersertifikasi dan mendapat kartu tes UKG di seluruh wilayah kota Semarang mulai melaksanakan UKG Online. Selamat menempuh Ujian - Semoga Sukses. Berikut ini website resmi Uji Kompetensi Guru.

Minggu, 23 September 2012

LKS SMK XXI Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 di Semarang

Tanggal 18 s.d. 21 September 2012 yang lalu, perwakilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari Kota/Kabupaten se-Jawa Tengah mengadakan seleksi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) XXI Tahun 2012  untuk menentukan wakil Jawa Tengah yang akan mengikuti kegiatan serupa di tingkat Nasional. Berkenan membuka acara Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah - Drs. Nurhadi Amiyanto. mewakili Gubernur Jawa Tengah.


Acara lomba berlangsung di beberapa kota se-Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kota Salatiga, Kabupaten Jepara, dan Kota Surakarta. Di akhir acara penutupan, dibacakan para juara yang berhak mewakili Jawa Tengah ke Nasional, dan sebagai Juara Umum adalah kontingen Kota Semarang, dengan perolehan 14 Juara I, 6 Juara II, 3 Juara III, 5 Juara Harapan I, dan 2 Juara Harapan II.

Selamat  kepada para Juara, semoga sukses yang sama dapat diraih di tingkat Nasional.

Minggu, 19 Agustus 2012

Selamat Idul Fitri 1433 H - 2012 M

Kepada segenap pembaca, kami mengucapkan Taqobbalallahu minna wa minkum - Semoga 4JJI SWT menerima amal ibadah Ramadhan kita - Selamat Idul Fitri 1433 H - Mohon maaf lahir dan batin.

Jumat, 17 Agustus 2012

Dirgahayu Indonesiaku

Hari ini, 17 Agustus 2012 - usia bangsa dan negaraku - Negara Kesatuan Republik Indonesia genap berusia 67 tahun. Tema peringatan tahun ini adalah : "Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Bekerja Keras untuk Kemajuan Bersama, Kita Tingkatkan Pemerataan Hasil-hasil Pembangunan untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia".

Dirgahayu Republik Indonesia.

Rabu, 15 Agustus 2012

Sejenak Mengenang Pramuka Indonesia

Tanggal 14 Agustus yang baru lalu merupakan Hari Pramuka Indonesia. Tahun ini Pramuka Indonesia genap berusia 51 tahun. Sejenak kita buka kembali lembaran sejarah berdirinya Gerakan kepanduan Praja Muda Karana (Pramuka) Indonesia.

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
 
Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.

Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

IKHLAS BHAKTI BINA BANGSA BERBUDI BAWA LAKSANA - Dirgahayu Pramuka Indonesia.

Referensi : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia

Jumat, 20 Juli 2012

Marhaban Ya Ramadhan 1433 Hijriyah

Pengelola blog menyampaikan Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan Tahun 1433 Hijriyah kepada segenap pembaca blog ini yang menjalankannya. Mohon maaf lahir dan bathin, semoga diberikan kelapangan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah Ramadhan tahun ini.

Marhaban Ya Ramadhan.

Senin, 02 Juli 2012

Dirgahayu Bhayangkaraku

Tanggal 01 Juli merupakan hari peringatan bagi jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Tahun 2012 ini Polri genap berusia 66 tahun. Berikut sekelumit sejarah singkat Polri :

Lahir, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai opersai militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri karena Polri lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap. Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya tanggal 21 Agustus 1945, secara tegas pasukan polisi segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu perang antara sekutu dengan pasukan Indonesiapun terjadi dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang dikenal sebagai "Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia Pertempuran 10 Nopember 1945.di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar.alam menciptakan keamanan dan ketertiban didalam negeri, Polri juga sudan banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI, RMS, dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.

Perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun internasional, sebagaimana yang di tempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).

Selamat hari Polri - Dirgahayu Bhayangkaraku.

Referensi :

Kamis, 21 Juni 2012

Reuni Alumni Kampus Simpang Lima Semarang Tahun 2012

Guna lebih mengakrabkan komunitas/jejaring alumni Kampus Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang - maka secara periodik Keluarga Alumni STM Pembangunan - SMK Negeri 7 Semarang yang lebih dikenal dengan nama KAMISETEMBANG menyelenggarakan serangkaian acara kegiatan tahunan. Tahun 2012 ini rangkaian kegiatan acara sebagai berikut :

1. Seminar Nasional
Sabtu, 16 Juni 2012 dari jam 08.00 s.d. 12.00 WIB telah berlangsung Seminar Nasional dengan tema "Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan Berwawasan Ramah Lingkunagan Dalam Rangka Bali Desa Mbangun Desa" di Ruang Sidang SMK Negeri 7 Semarang. Acara dilaksanakan dalam rangka kegiatan Reuni Akbar Kamisetembang (Keluarga Alumni STM Pembangunan - SMK Negeri 7 Semarang) Tahun 2012 sebagai wujud kepedulian alumni pada program pemerintah tentang penghematan energi. Berkenan membuka seminar dan membacakan sambutan Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah - Ir. Teguh Dwi Paryono, MT.
Bertindak sebagai narasumber adalah :
  1. Joel Le Bay (Atase Kedutaan Perancis di Indonesia)
  2. Prof. DR. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D. (Rektor Universitas Diponegoro Semarang)
  3. Ir. Suyono, UC (Dosen Politeknik Manufaktur Bandung)
Acara dihadiri oleh utusan dari beberapa kalangan, dari unsur pendidik, unsur alumni, maupun akademisi. Unsur pendidik, telah hadir Staf Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (Drs. Sri Agung Prabowo), Staf Dinas Pendidikan Kota Semarang (Drs. H. Sukali, MM), Kepala SMK Negeri 11 Semarang (Drs. L. Joko Rakito, M.Pd.). Unsur akademisi, telah hadir para Dosen dari Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Negeri Semarang, dan Politeknik Negeri Semarang.


2. Reuni Akbar
Pada hari yang sama, dimulai jam 12.00 s.d. 17.00 WIB dengan agenda pemilihan Ketua Umum dan jam 18.00 s.d. 21.00 WIB berupa ramah tamah. Acara dihadiri segenap alumni dari angkatan pertama sampai angkatan ke-40. Puncak acara reuni adalah pemilihan Ketua Umum Kamisetembang. Berhasil terpilih adalah Misno, ST, M.Eng. (EK-84), yang bersangkutan saat ini bekerja sebagai staf pengajar di SMK Negeri 2 Kendal. Selanjutnya Ketua Umum akan menyusun kepengurusan untuk menjalankan organisasi.
Berkenan hadir dan turut menyaksikan rangkaian acara beliau Pembina Kamisetembang - Ir. Bagiono Jokosumbogo (Direktur/Kepala STM Pembangunan Semarang yang pertama). Selama berlangsungnya acara pemilihan Ketua Umum dan ramah tamah diselingi dengan hiburan solo organ.

Minggu, 10 Juni 2012

Purnawiyata XXXVII Kampus Simpang Lima Semarang

Tanggal 09 Juni 2012 menjadi hari yang sangat ditunggu-tunggu bagi segenap Taruna Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang yang telah menyelesaikan pendidikannya pada Tahun Pelajaran 2011/2012. Pada hari itu, merupakan puncak pelepasan / Purnawiyata bagi siswa kelas XIII atau tingkat IV seluruh kompetensi keahlian yang ada di kampus tersebut. Dengan bertempat di aula kampus setempat diwisudalah sebanyak 515 orang siswa.

Berkenan hadir menyaksikan dan memberikan sambutan kepada para wisudawan dan tamu undangan adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang (Drs. Bunyamin, M.Pd.) dan Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang (Prof. DR. Rasdi Ekosiswoyo, M.Sc.). Hadir pula pada acara tersebut Pengawas SMK Kota Semarang (Drs. Warsito), Ketua KAMISETEMBANG (Ir. H. Agus Rohadi, MM), dan kalangan industri yang menjadi institusi pasangan antara lain CV Toha Putra (Hud Munawar, MT), Harian Wawasan (Sujito).

Selamat Jalan Alumni Kampus Simpang Lima Semarang Tahun 2012, dengan semangat kejujuran dan keuletan raihlah prestasi di manapun anda berada.

Kamis, 07 Juni 2012

Ulang tahun Ke-41 Kampus Simpang Lima Semarang

Tanggal 07 Juni 2012 - hari ini, Kampus Simpang Lima Semarang berulang tahun. Tahun ini ulang tahun yang ke-41. Banyak sudah bhakti yang telah disumbangkan untuk warga kota Semarang, warga provinsi Jawa Tengah, maupun bangsa Indonesia. Acara kali ini diperingatai dengan sederhana dan khidmat, berupa doa bersama dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh kepala SMK Negeri 7 Semarang - Drs. Edi Drajat Wiarto, M.Pd. untuk diberikan kepada guru tertua (Kaelani, S.Ag.) dan diteruskan kepada guru termuda (Hindun Sri Rahmawati, S.Pd.).

Pada pagi harinya dilakukan Jalan Sehat yang melibatkan segenap keluarga besar Kampus tersebut, dari siswa, karyawan, dan guru. Sambil menunggu pengundian doorprize, diperdengarkan iringan musik dari solo organ dengan penyanyi para guru dan karyawan, bahkan Kepala Sekolah pun turut serta mendendangkan lagu kesayangannya.

Dirgahayu Kampus Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang - Kampus yang Tiada Hari Tanpa Prestasi.

Sabtu, 02 Juni 2012

Refleksi 1 Juni

Tanggal 1 Juni merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya pada tanggal tersebut di tahun 1945 untuk pertama kalinya dicetuskannya istilah Pancasila oleh Ir. Sukarno (Presiden Pertama Republik Indonesia) dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya :
"Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi".
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :
  • Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
  • Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
  • Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
  • Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
  • Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Referensi:

Senin, 21 Mei 2012

Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru Kota Semarang Tahun 2012 Telah Dimulai

Pendaftaran penerimaan peserta didik baru sekolah negeri di kota Semarang tahun 2012 telah dimulai sejak hari Minggu, 20 Mei 2012. Tiap jenjang dan status satuan pendidikan sudah melakukan pendaftaran secara online. Adapun situs halaman web yang digunakan untuk pendaftaran secara online adalah : http://ppd.disdik-kotasmg.org.
Kepada segenap warga kota Semarang yang akan mendaftarkan putra/putrinya diharapkan dengan cermat memperhatikan syarat pendaftaran dan mengikuti jadwal kegiatan pada satuan pendidikan yang diingankan.

Sabtu, 19 Mei 2012

Penerimaan Peserta Didik Baru Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Tahun 2012/2013 Kota Semarang

Prosesi Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2012/2013 Kota Semarang segera dimulai untuk sekolah negeri tingkat SD, SMP, SMA, maupun SMK RSBI. Adapun jadwal pelaksanannya sebagai berikut :

Masyarakat Semarang dan sekitarnya yang akan menyekolahkan putra-putrinya dapat menyesuaikan dengan jadwal tersebut.

Sumber :

Rabu, 09 Mei 2012

Diklat Wirausaha SMK Model dan SMK Aliansi Kota Semarang

Kemarin - Selasa, 08 Mei 2012 bertempat di Ruang Sidang Atas Kampus Simpang Lima Semarang - SMK Negeri 7 (STM Pembangunan) Semarang telah berlangsung Acara Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan SMK Model dan SMK Aliansi se-Kota Semarang. Berkenan membuka acara dan menyampaikan Pengantar Materi adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang - Drs. H. Bunyamin, M.Pd.

Kamis, 03 Mei 2012

Hari Pendidikan Nasional 2012

Kemarin - Rabu, 02 Mei 2012, segenap insan pendidikan di seluruh persada nusantara Negara Kesatuan Republik Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Peringatan tahun ini mengambil tema : "Bangkitnya Generasi Emas Indonesia".


"Selamat Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2012". Semoga segala ikhtiar kita untuk memajukan dunia pendidikan menjadi semakin berkualitas dan akses pendidikan bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan semakin terbuka dan dapat segera terwujud.

Rabu, 02 Mei 2012

Hari Jadi Kota Semarang

Hari ini - Rabu, 2 Mei 2012 - Kota Semarang Genap berusia 465 tahun. Adapun secara garis besar sejarah Kota Semarang adalah sebagai berikut.


Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa : Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Kemudian pada tahun 1678, Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705, Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda. Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Semarang (1918-1930)

Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.

Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Tahun 1946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda.Ini terjadi pada tanggal 16 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, Walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Narnun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawotosudibyo, dan Mr. Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dulu di bawah pimpinan R. Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. Tanggal 1 April 1950, Mayor Suhardi, Komandan KMKB menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr. Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

Daftar Walikota Sejak 1945
Sejak tahun 1945 para walikota yang memimpin Kota Besar Semarang yang kemudian menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi Kota Semarang adalah sebagai berikut :
  1. Mr. Moch.lchsan
  2. Mr. Koesoebiyono (1949 - 1 Juli 1951)
  3. RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951 - 1 Januari 1958)
  4. Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958 - 1 Januari 1960)
  5. RM Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961 - 26 April 1964)
  6. Mr. Wuryanto (25 April 1964 - 1 September 1966)
  7. Letkol. Soeparno (1 September 1966 - 6 Maret 1967)
  8. Letkol. R.Warsito Soegiarto (6 Maret 1967 - 2 Januari 1973)
  9. Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973 - 15 Januari 1980)
  10. Kol. H. Imam Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980 - 19 Januari 1990)
  11. Kolonel H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990 - 19 Januari 2000)
  12. H. Sukawi Sutarip SH, SE (19 Januari 2000 - 2010)
  13. Drs.H.Soemarmo HS, M.Si. / Hendi Hendrar Prihadi, SE, MM. (2010 - )
Penguasa Semarang Dibawah Pajang dan Mataram :
  1. Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553 - 1586)
  2. Mas R.Tumenggung Tambi (1657 - 1659)
  3. Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666)
  4. Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666 - 1670)
  5. Mas Tumenggung Alap-alap (1670 - 1674)
  6. Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 - 1701)
Penguasa Semarang Dibawah VOC :
  1. Raden Martoyudo atau Raden Sumingrat (1743 - 1751)
  2. Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751 - 1773)
  3. Surohadimenggolo IV (1773 - ?)
  4. Adipati Surohadimenggolo V atau Kanjeng Terboyo (?)
Penguasa Semarang Dibawah Pemerintahan Hindia Belanda :
  1. Raden Tumenggung Surohadiningrat (? - 1841)
  2. Putro Surohadimenggolo (1841 - 1855)
  3. Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860)
  4. RTP Suryokusurno (1860-1887)
  5. RTP Reksodirjo (1887-1891)
  6. RMTA Purbaningrat (1891-?)
Pemerintahan dibagi 2 : Kota Praja dan Kabupaten. Penguasa pribumi kemudian menjadi Bupati Semarang :
  1. Raden Cokrodipuro (? - 1927)
  2. RM Soebiyono (1897 - 1927)
  3. RM Amin Suyitno (1927 - 1942)
  4. RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942 - 1945)
Penguasa Semarang Dibawah Pemerintahan Republik Indonesia :
  1. R. Soediyono Taruna Kusumo (1945 - 1945), hanya berlangsung satu bulan
  2. M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946)
Penguasa Semarang Dibawah Pemerintahan RIS :
  • RM.Condronegoro hingga tahun 1949
Penguasa Semarang Setelah Pengakuan Kedaulatan :
  1. M. Sumardjito (1946 - 1952)
  2. R. Oetoyo Koesoemo (1952 - 1956)
Kotamadya Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

Dirgahayu Kota Semarang - Saatnya Semarang Setara.

Sumber : 

Sabtu, 28 April 2012

Semarang Night Carnival 2012



Agenda tahunan ‘Semarang Night Carnival’ atau SNC yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT Kota Semarang yang ke-465 tahun ini dikemas secara berbeda dari tahun sebelumnya. “Kali ini, tema yang diusung adalah ‘Semarang Berbunga Menuju Visit Jateng 2013’”, ungkap Plh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Senin (16/4).

Dalam parade busana dan kostum meriah tersebut, peserta karnaval dari kalangan pelajar sekolah dasar, SMP, SMA / SMK, umum, serta dari kalangan penari profesional berjumlah sekitar 1.300 performer serta diwajibkan memakai kostum dan asesoris bertema bunga.

Karnaval malam hari yang diselenggarakan di Kota Semarang tersebut akan dilaksanakan Sabtu, 28 April 2012 direncanakan mulai pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIB. Parade kostum yang menarik tersebut akan mengambil rute dari jalan Pemuda depan Balaikota, jalan Pandanaran, menuju lapangan Simpanglima.

Yang juga berbeda, untuk lebih memeriahkan SNC 2012 tersebut didirikan panggung musik dengan menampilkan band dan penyanyi nasional dengan MC Denny Cagur dan Asty Ananta serta disiarkan secara langsung oleh salah satu televisi nasional mulai pukul 21.00 WIB.

Antisipasi jumlah penonton yang melunjak, panitia menyediakan lahan parker di parkiran Mal Paragon, jalan Imam Bonjol, jalan Gajahmada, Stadion, Jl. A Yani, Sekitar Undip, serta jalan-jalan di sekitar Simpanglima   

Jalan-jalan yang dilewati karnaval : Jalan Pemuda, Jl. Pandanaran, Jalan Pahlawan, serta Kawasan Simpanglima akan ditutup mulai pukul 14.00 hingga 24.00 WIB. Pawai akan diakhiri dengan pesta kembang api yang meriah.